Pada
tahun 1986, seorang penyelam dekat pulau Yonaguni Jima, dekat Okinawa,
Jepang, menemukan sebuah struktur
bangunan batu yang aneh 25 meter dibawah permukaan laut. Struktur
bangunan yang membentuk tangga batu dengan jalur-jalur yang misterius
itu dikenal dengan sebutan
Piramida Yonaguni.
Pada
tahun 1986, seorang penyelam dekat pulau Yonaguni Jima, dekat Okinawa,
Jepang, menemukan sebuah struktur
bangunan batu yang aneh 25 meter dibawah permukaan laut. Struktur
bangunan yang membentuk tangga batu dengan jalur-jalur yang misterius
itu dikenal dengan sebutan
Piramida Yonaguni.
Para
peneliti yang lain bahkan memperkirakan usia bangunan ini lebih tua,
termasuk Teruaki Ishii, seorang profesor Geologi dari Universitas Tokyo
yang memperkirakan bahwa bangunan itu tenggelam pada akhir Zaman es
sekitar 10.000 tahun yang lalu (dua kali lebih tua dibanding piramida
Mesir). Jika teori ini benar, berarti buku-buku sejarah kita mengenai
usia peradaban Asia harus diubah.
Di dekat struktur piramida itu, ada sebuah bongkahan batu besar setinggi beberapa kaki yang terlihat seperti kepala manusia ditemukan bersama dengan beberapa ukiran hierogliph yang tidak dikenal.
Di dekat struktur piramida itu, ada sebuah bongkahan batu besar setinggi beberapa kaki yang terlihat seperti kepala manusia ditemukan bersama dengan beberapa ukiran hierogliph yang tidak dikenal.
The Japan
Times melaporkan kisah dibawah ini bersamaan dengan penemuan bangunan
ini :
"Dalam legenda masyarakat Okinawa, ada kisah tradisional mengenai sebuah kota para dewa yang disebut dengan Nirai Kanai, sebuah tanah yang jauh, tempat dimana kebahagiaan berasal"
Sayang, komunitas peneliti didunia tidak sepakat mengenai asal-usul bangunan itu. Richard Schoch, seorang profesor ilmu pengetahuan dan matematika dari Universitas Boston tidak menerima teori bahwa bangunan ini dibuat oleh manusia. Baginya, struktur raksasa tersebut tidak lain adalah formasi bebatuan yang terbentuk secara alami.
"Saya tidak yakin bahwa bahwa bangunan itu dibentuk oleh tangan manusia, menurut saya, semua itu terbentuk secara alamiah. Bangunan itu hanyalah sebuah geologi dasar dari stratigrafi batu pasir yang cenderung terbentuk menjadi ujung-ujung yang lurus, terutama di wilayah dimana banyak retakan dan aktivitas tektonik."
Ia membandingkan bangunan tersebut dengan formasi tebing yang terdapat didaratan yang dipercaya terbentuk secara alamiah.
"Dalam legenda masyarakat Okinawa, ada kisah tradisional mengenai sebuah kota para dewa yang disebut dengan Nirai Kanai, sebuah tanah yang jauh, tempat dimana kebahagiaan berasal"
Sayang, komunitas peneliti didunia tidak sepakat mengenai asal-usul bangunan itu. Richard Schoch, seorang profesor ilmu pengetahuan dan matematika dari Universitas Boston tidak menerima teori bahwa bangunan ini dibuat oleh manusia. Baginya, struktur raksasa tersebut tidak lain adalah formasi bebatuan yang terbentuk secara alami.
"Saya tidak yakin bahwa bahwa bangunan itu dibentuk oleh tangan manusia, menurut saya, semua itu terbentuk secara alamiah. Bangunan itu hanyalah sebuah geologi dasar dari stratigrafi batu pasir yang cenderung terbentuk menjadi ujung-ujung yang lurus, terutama di wilayah dimana banyak retakan dan aktivitas tektonik."
Ia membandingkan bangunan tersebut dengan formasi tebing yang terdapat didaratan yang dipercaya terbentuk secara alamiah.
Sebagai konsekuensi keraguan komunitas sains untuk menerima situs tersebut sebagai buatan manusia, reruntuhan itu hingga kini tidak diakui oleh pemerintah Jepang sebagai situs budaya yang penting.
Pada 5 April 1998, sebuah gempa bumi yang besar sekitar 7,7 skala Richter menghantam wilayah dimana Piramida itu berada. Apakah struktur itu mengalami kerusakan atau tidak, tidak ada yang mengetahuinya.
(sumber : altarcheologie.nl)
0 komentar:
Posting Komentar